Disusun Oleh Kelompok : 3
Nama : Rino Haryanto 2010 131 201
: Ayu
Andira 2010 131 197
: Wini Kusmira 2010 131 195
: Winda Oktasari 2010 131 196
: Tri Agustina 2010 131 199
: Dwi Aprilia 2010 131 194
Kelas : 6 E
Mata Kuliah : Sejarah Eropa
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2012/2013
DAFTAR
ISI
Daftar Isi............................................................. i
Bab I Pendahuluan.......................................... 1
A.
Latar Belakang...................................... 1
B.
Kajian Teori............................................ 3
Bab II Pembahasan.......................................... 10
A. Awal
Mula band the beatles .............. 10
B.
Pengaruh............................................... 11
Bab III Penutup................................................. 13
Kesimpulan........................................... 13
Sumber Rujukan.............................................. 19
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Musik merupakan salah satu komponen kehidupan yang tidak pernah lepas dari
manusia. Manusia menggunakan musik untuk menciptakan nuansanya,
sebagai hiburan, sebagai relaksasi, sebagai partner
di kala suntuk, sebagai profesi, bahkan sebagai media spiritual. Sementara
musik itu sendiri membutuhkan manusia kreatif dalam proses penciptaannya.
Musik dan lagu adalah dua hal yang berbeda. Musik adalah sebuah kesatuan komposisi irama, pengaturan
harmoni, melodi dan tekstur suara, orang
yang menciptakan musik disebut sebagai komposer musik (Wikipedia) . Sedangkan
lagu adalah sebuah komposisi irama dan musik yang melibatkan vokal di dalamnya, orang yang membawakan lagu disebut
sebagai penyayi. Lagu tidak mungkin lepas dari komponen musik, karena apabila
lirik berdiri tunggal tanpa diiringi musik maka hal tersebut tidak dapat lagi
dikatakan sebagai sebuah lagu. Oleh karena itu seorang penyanyi sekaligus
pencipta lagu biasa juga dikatakan sebagai musisi. Sedangkan musik memungkinkan
komposisi irama dan melodi berdiri tunggal tanpa keharusan iringan vokal di
dalamnya.
Lirik lagu merupakan elemen penting dalam komposisi
lagu, sebagai sarana untuk menyampaikan makna dan pesan kepada pendengar (khalayak). Sebuah lagu yang
menggabungkan lirik dan musik yang harmonis berpotensi
menyentuh nalar dan emosi manusia dalam memahami makna lagu. Lirik itu sendiri terbangun dari bahasa yang
serupa puisi sebab
tersusun dari beberapa bait yang berisi gagasan dan
perasaan yang ingin disampaikan penciptanya.
Bahasa yang digunakan dalam aktualisasi sebuah karya
sastra sarat akan ide dan pengalaman manusia, sehingga dapat dikatakan
kemunculan dan perkembangan bahasa di dalam sebuah karya sastra merupakan suatu
pertanda kemuculan budaya baru. Sebagaimana kita lihat dalam perkembangan
budaya pop mainstream maupun budaya indie yang terpengaruh dari pembawaan
bahasa yang terinstitusi kedalamnya. Demikianpula
‘bahasa’ di
dalam sebuah lirik lagu, yang berpretensi menarik perhatian
pendengarnya melalui pesan dan ide. Lirik
berbaris prosa merupakan sarana ekspresi seseorang dari alam batinnya, sebuah
perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi yang selanjutnya difasilitasi melalui
irama musik yang bertujuan memberi kesan dan suasana emosinal untuk mempengaruhi perasaan/pemikiran
penikmat lagu.
Setiap pencipta lagu memiliki motifnya masing-masing tentang
pesan apa yang dimuat
dalam sebuah lagu yang diciptakannya.
Ada yang menciptakannya berdasarkan kesenangan semata, berdasarkan tuntutan
industri musik, atau dengan maksud sebagai sarana untuk memberikan informasi
dan opini terhadap masalah sosial yang tejadi di dalam lingkungan masyarakat atau di dalam sebuah Negara tertentu.Hakikatnya setiap proses komunikasi yang dilakukan manusia senantiasa
memuat informasi yang penting bagi masyarakat, sebagaimana disimpulkan Bellah, Madsen,
Sullivan, Swidler, & Tipton,(1985) bahwa “Lirik
musik populer mengikuti tren budaya, dan lirik bertugas mencatat sejarah
perkembangan sosial”
B.
KajianTeori
Guna
mengetahui pemaknaan lirik dalam lagu-lagu The Beatles maka penulis membutuhkan
teori dan variabel-variabel pendukung yang relevan digunakan dalam menganalisis
konten lagu.
1. Analisa lirik
Dalam
sebuah lirik lagu, bahasa yang digunakan tidak jauh berbeda dengan bahasa
puisi. Hal ini serupa pengertian lirik lagu menurut M. Atar Semi (Semi, 1988;106) yang
mengatakan bahwa “Lirik adalah puisi yang pendek yang mengekspresikan emosi”.
Pernyataan ini juga diperkuat pada definisi lain mengenai lirik lagu yang
terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990;528), yaitu lirik lagu adalah karya
puisi yang dinyanyikan. Bahasa pada lirik lagu memiliki kaidah-kaidah puisi
yaitu terdapat unsur emotif melalui bunyi dan kata.Selain itu sebagaimana
penulisan puisi, penulisan lirik lagu juga bersifat ringkas dan padat.
Rachmat
Djoko Pradopo dalam bukunya Kritik Sastra Indonesia Moderen menyimpulkan bahwa puisi memiliki unsur-unsur
berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indra,
susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan pengarang yang semua hal
itu terungkap dalam media bahasa. Pada perkembangannya, bahasa puisi
diapresiasikan oleh sarana kesenian salah satunya melalui lirik lagu dalam seni
musik.Seni musik yang awalnya merupakan kegiatan mengolah nada dan irama untuk
menghasilkan komposisi suara yang harmonis (instrumentalia) memerlukan media
bahasa untuk menyampaikan ide dan gagasan. Maka hal inilah yang melatari kehadiran
lirik dalam suatu lagu (Pradopo, 2002;7).
Sebagaimana
juga penyair yang menggunakan bahasa yang padat makna, seorang penulis lagu
juga dituntut untuk dapat memilah unsur leksikal yang tepat, singkat sekaligus
estetis dalam mengungkapkan perasannya.Definisi lirik atau syair lagu dapat
dianggap sebagai puisi begitupula sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh
Luxemburg (Luxemburg,1989;26) yaitu definisi mengenai
teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan
yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu
dan doa-doa (Luxemburg, 1989;
15).
The
Beatles sendiri mengakui bandnya tidak hanya sebagai band performers tetapi juga sebagai seniman dalam bermusik. John Lennon
mengatakan bahwa The Beatles sesungguhnya tidak berkompetisi dengan musisi
semata, melainkan mereka berkompetisi dengan seniman bahkan dengan sastrawan
sekelas Shakespeare (Norman,
2008;219).
Dengan
demikian, dalam konstruksi pesan sosial budaya yang terkandung dalam lagu-lagu
The Beatles, penulis perlu menggunakan alat bantu yang relevan dalam proses
analisa. Teori pendekatan analisis makna teks metafora dalam kajian semantik
digunakan untuk menganalisis kalimat konotatif dan sebagai pisau analisis,
penulis menggunakan metode analisis isi untuk mengukur tingkat validitas dalam
unit analisis (khususnya unit yang termanifest dan denotatif). Krippendorff (1984;75) dalam bukunya Content Analysis: An Introduction to its Methodology mengatakan, “The
syntax and semantics of a data language are essentially embodied in rules
governing the assignment of units into categories of the code”.
1.1. Metafora dalam Kajian Semantik (Conceptual Metaphor Theory)
Metafora berkaitan erat dengan
pembahasan makna. Sedangkan Semantik merupakan ilmu yang mengkaji tentang
makna. Maka dalam kajian ini
difahami bahwa tidak ada bahasa tanpa pemaknaan. Komunikasi yang terjadi antar
pengguna bahasa merupakan suatu bentuk pertukaran makna dari bahasa
tersebut.Ferdinand de Saussure menegaskan bahwa bahasa itu terdiri atas dua
bentuk lapisan, yang pertama; lapisan bentuk dan yang kedua; lapisan
makna.Lapisan bentuk diwujudkan dalam bunyi-bunyi ujaran yang masing-masing
bahasa memiliki sistemnya sendiri-sendiri. Sedangkan, lapisan makna merupakan
konstruk abstrak yang berada dalam pikiran manusia (Wahab, 1999;1).
1.2. Metodologi/ analisis isi Webber
Analisis
isi atau content analysis atau
analisis tekstual adalah metodologi penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.
Holsti
mendefinisikan (Eriyanto 2011;15) content
analysis adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi
yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik
pesan.
Secara umum, dari berbagai
jenis unit analisis yang ada dalam analisis isi, dibagi ke dalam tiga bagian
unit analisis, yakni unit sampel (sampling
units), unit pencatatan (recording
units), dan unit konteks (context units).
a. Unit
sampel : Yakni apa yang akan
diteliti. Unit dipilih dan diseleksi oleh peneliti untuk didalami.
b. Unit
pencatatan : Adalah bagian atau aspek dari isi yang menjadi dasar dalam
pencatatan dan analisis. Unit ini berkaitan dengan bagian apa dari isi yang
akan dicatat, dihitung dan diamati.
c. Unit
konteks : Adalah konteks apa yang
diberikan oleh peneliti untuk memahami atau memberi arti pada hasil pencatatan
2. Youth Culture
(Teori Identitas)
Aktifitas sosial politik The
Beatles era The Sixties banyak dipengaruhi oleh kultur anak muda pada masanya.
Begitupula sebaliknya, anak muda sangat menyembah aktifitas sosial politik The
Beatles, fashion, dan menjadi target
utama konsumen industri musik mereka.The Beatles berhasil memasalkan bandnya
sebagai sebuah band institusi perjuangan anak muda melalui lagu-lagunya. The
Beatles menjadi pionir gerakan hippie,
sebagai simbolisasi kampanye perdamaian era sixties, bahkan invasi musik The
Beatles ke Amerika, Asia dan benua Eropa menjadi tanda lahirnya counterculture movement.
Landasan teori identitas ini
menjadi penting, karena melalui pencitraan inilah karya-karya lagu The Beatles
yang bermuatan pesan sosial kultural lahir. Teori identitas yang dikemukakan
oleh kelompok Non-essentialist yang
menyatakan bahwa identitas bukanlah hal yang bersifat tetap (fixed and unchanged) dan tunggal,
melainkan ia bisa berubah-ubah dan merupakan gabungan dari banyak hal sesuai
dengan kepentingan dan perkembangan zaman. Cara pandang terhadap identitas ini
dinyatakanWoodward (1997;28)sebagai berikut:
…on the one hand identity is seen as having
some essential core which marks out one group, on the other hand identity is
seen as contingent; that is as the product of an intersection of different
components, of political and cultural discourses and particular histories.
Makna identitas budaya suatu
kelompok masyarakat berdasarkan (kerinduan akan) masa lalu dan akar budaya;
identitas budaya yang didasarkan pada kondisi yang sudah ada atau
dikonstruksikan. Hal ini dikemukakan oleh Stuart Hall dalam Woodwart
(1997;30) sebagai
berikut:
The
subject always speaks from a specific historical and cultural position and goes
on to present two different ways of thinking about cultural identity. The first
reflects the position where a community seeks to uncover the ‘truth’ about its
past in the ‘oneness’ of a shared history and culture which could then be represented, for example in a contemporary
cultural form such as films to strengthen and reaffirm identity. The second
conceptualization presents cultural identity as a matter ‘becoming’ as well as
of ‘being’.
Ada dua pendapat mengenai youth culture ini: Cohen, dalam
Storey (1996;120) menyebutkan bahwa subkultur
(sub-culture) merupakan usaha untuk
memecahkan masalah yang dialami generasi sebelumnya/ orang tua; ia merupakan
kompromi dalam menghadapi dua hal yang bertentangan yaitu keinginan untuk
berbeda dari orang tua dan keinginan untuk tidak kehilangan parental identification
sedangkan menurut Hebdige, dalam
buku Storey (1996;117) :
Style
is not the expression of class location, it is a signifying system,
communicating both cultural identity and cultural difference. Youth subcultures
communicate their distinct identity and their difference from and in opposition
to peer, parent and dominant cultures trough a politic style.
Dari kedua pernyataan diatas
terlihat bahwa youth subcultures
merupakan media bagi kaum muda untuk berbeda dari norma-norma yang dominan
dalam masyarakat, merupakan bentuk perlawanan dan alat untuk mendapatkan kebebasan.Dalam
hal ini, The Beatles menggunakan musik sebagai hasil produksi, hal-hal yang
terkonstruktivist dimana makna dibentuk, dikonstruksi, diberikan dan diproduksi
melalui praktik-praktik budaya.
Kegiatan pemaknaan juga
menyoroti praktik pemaknaan (Opcit;28), yaitu usaha untuk memahami
dunia, untuk membuatnya bermakna. Pemaknaan diperlukan karena berbagai hal dan
kejadian yang ada tidak sendirinya membawa makna; ‘khalayak’ melihat make sense of them, sehingga semua tanda
yang ada disekitar kita dapat memberi penjelasan dan jawaban atas pertanyaan
yang diajukan dalam penelitian ini sehingga mendapatkan jawaban yang sesuai.
Dalam konteks penelitian ini, teks lirik lagu menjadi tanda yang harus dibaca
dan diteliti.
3. Ideologi perdamaian
Konsep ideologi yang dikemukakan
oleh David Hawkes (1996;15), bahwa ideologi adalah false consciousness, yang pada awalnya
bersumber dari Plato;
The
visible world is made up of mere shadows of ideal forms, which are inaccessible
to normal human perception. Shadows are cast by man-made objects: carved
figures, which are carried by human beings Deliberate deception is thus
involved in constructing this pattern of illusion, and this theme will recur
frequenly in the history of ideology.
Suatu penanaman ideologi
akan dilakukan untuk menutupi suatu kondisi karena hal itu dianggap perlu dan
menguntungkan kaum yang menciptakan ideologi tersebut. Ideologi perdamaian yang
timbul di era the sixties jelas merupakan tangkisan kaum muda atas kondisi
negara yang tidak kondusif serta melibatkan warganya (khususnya anak muda)
untuk ikut berperang. Kemudian konsepsi perdamaian didukung oleh hegemoni
masyarakat luas (masih dalam lingkup kaum muda baik, yang terpelajar, maupun
yang berasal dari kelompok marjinal seperti kaum pekerja dan kelompok minoritas
)
Karena hegemonitas ini,
perdamaian menjadi hal yang riuh digembar-gemborkan oleh anak muda era sixties.Ideologi perdamaian yang dianut
menjadi semakin radikal deangan lahirnya subculturehippie
yang menjadikan faham perdamaian sebagai landasan fundamental dalam
pergerakannya.Perdamaian menjadi khayalan utopia kaum hippie yang bercita-cita
menciptakan negara yang penuh dengan cinta dan kebebasan.
4. Musik representasi pesan
Untuk memahami representasi
ini ada baiknya kita menyimak pernyataan Hall (1997;4-5) berikut;
Members of the same cultures must share same
cultural codes, in this sense, thinking
and feeling are themselves ‘system of representation’. To communicate these
meanings, they ‘must speak the same language’ for languages work through
representation.
Agar suatu sistem
representasi dapat berjalan diperlukan adanya suatu komunitas masyarakat yang
tinggal bersama dan menggunakan kode budaya yang sama, dan kode budaya ini akan
dapat dikomunikasikan oleh sesama anggota komunitas itu, apabila mereka/ para
anggotanya berbicara dengan ‘bahasa’ yang sama. Dengan demikian maka
representasi sangat erat terkait dengan identitas dan pengetahuan.
Bahasa dalam hal ini
bukanlah bahasa dalam pengertian sempit, sebagaimana telah dijelaskan dimuka,
bahwa bahasa adalah yang menyampaikan makna dan pesan.Sehingga musikpun dapat
dianggap sebagai bahasa. Hall (1997;15)
menyebutkan bahwa: “Music is ’like a
language’ in so far as it uses musical notes to communicate feelings and ideas,
even if these are very abstract (Music has been called as ‘the most noise with
least information)”.
Maka lebih singkatnya,
representasi ini merupakan suatu produksi makna melalui media bahasa.
Teori-teori representasi mengatakan bahwa (Hall 1997:25):
Constructivists
do not deny the existence of the material world. However, it is not the
material world which conveys meaning: it is the language system or whatever
system we are using to represent our concepts. It is social actors who use the
conceptual system of their culture and the linguistic and other
representational system to construct meaning, to make the world meaningful and
to communicate about that world meaningfully to others.
Makna akan lahir setelah
semua sistem dalam kehidupan telah terbentuk, makna dikonstruksi/ produksi,
bukannya ditemukan, demikian faham yang dianut oleh constructionist approach (Hall:1997).
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Awal
Mula band the beatles
Grup band The Beatles adalah
salah satu band paling berpengaruhsepanjang
masa.
Popularitasnya tidak hanya dirasakan pada era 1960-an tapi juga masih dirasakan
di era modern ini. Terbukti dengan
banyaknya musisi-musisi dunia yang masih meng-cover lagu-lagu The Beatles. Beberapa lagu-lagu The
Beatles-pun
dianggap sangat penting bagi kehidupan jutaan manusia dan kelompok masyarakat
tertentu. Utamanya bagi anak muda era 1960-an. MacDonald
(2005;10) menjelaskan fenomena
ini dikarenakan keterlibatan The Beatles terhadap permasalahan sosial budaya masyarakat
Barat pada masa itu, dankeberhasilan Beatles melakukan beberapa kampanye
anti perang dan perdamaian melalui karya-karya lagunya.
Ternyata belum ada grup musik yang sanggup menandingi Beatles hingga
kini (Kompas 25 Januari dan Lange
2002) . Sejak kemunculannya
di awal tahun 60-ansampai awal abad ke-21 ini telahbanyak hal
yang ditimbulkan oleh Beatles, baik itu di Inggris –negaranya sendiri– maupun di Negara-negara lain. Beatles bahkan tidak hanya berpengaruh bagi kaum
muda, yang manamerupakan target
konsumen mereka, melainkan juga sangat sangat berpengaruh bagi generasi
yang lebih dewasa dan berkuasa yang di Inggris dikenal dengan sebutan kaum
mapan (The Establishment).
Kaum mapan pada awalnya
sangat menentang kelompok yang berasal dari kelas pekerja di Liverpool itu
dengan berbagai sebab dan alasan, namun hal
itu tidak menghalangi laju popularitas dan prestasi yang dicapai mereka pada
tahun-tahun berikutnya. Popularitasnya juga dipandang memunculkan kesadaran
akan pentingnya identitas bagi sebagian besar kelompok masyarakat (misalnya pembagian kelas bagi kaum muda, kaum pekerja, dan
kaum penguasa). Pembagian identitas
ini dipergunakan oleh kaum muda untuk memperoleh pengakuan atas keberadaan
mereka di dalam masyarakat, karena kategori ‘youth’ baru mendapatkan pengakuannya oleh generasi tua hanya sejak
setelah masa perang dunia ke-dua
(Maltby, 1989;140).
Identitas pemberontakan (rebel) yang dibawa The
Beatles melalui musik Rock and Roll
menjadi identitas kaum muda untuk menentang represi dari generasi orang tua. Sementara bagi kelompok lain yang
juga berada dalam posisi marjinal di Inggris, yaitu kaum pekerja, The Beatles –yang berasal dari lingkungan yang sama dengan kelompok pekerja, Liverpool–
juga menjadi harapan untuk menyuarakan penderitaan dan perjuangan mereka dalam
usaha memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Musik dengan ini
memungkinkan kaum muda memiliki sarana untuk
mengekspresikan diri. Penciptaan suatu jenis musik berkaitan dengan berbagai
proses dalam kehidupan sosial manusia, seperti identitas lokal, kesadaran diri
(self awareness), gender, etnis serta
berbagai macam aspek ekonomi. Dengan berbagai muatan yang tercakup dalam
lagu-lagunya maka The Beatles kemudian
menjadi komoditi yang efektif untuk melakukan kampanye revolusi sosial budaya
dan melakukan perjuangan politik terhadap suatu kelompok masyarakat.
B.
Pengaruh
Di Indonesia pada tahun 1960an, Soekarno sangat ketat
memberlakukan anti Beatles. Soekarno
melarang lagu-lagu The Beatles untuk dinyayikan dan juga menentangstyle The Beatles diadopsi
oleh anak muda Indonesia. Sebagaimana dikatakannya dalam sebuah wawancara
berita televisi CBS di akhir tahun 1965, Soekarno mengatakan bahwa pelarangan The
Beatles dan Beatleism di Indonesia
adalah karena mereka merupakan bentuk imperialisme Barat. Ia tambahkan lagi
bahwa dirinya juga menugaskan polisi khusus jalanan untuk menertibkan anak muda
yang didapati bergaya mirip The Beatles (Youtube;President Soekarno on The Beatles).
Bagi anak muda dengan style rambut dan model celana mirip The
Beatles, polisi tersebut diberi kewenangan memotong rambut dan menggunting
celana mereka langsung ditempat itu juga.Soekarno bahkan menghina musik The
Beatles dengan megistilahkan musik Beatles sebagai musik “Ngak – Ngek –
Ngok”.Sebab musiknya yang dianggap awut-awutan.
Soekarno pernah menugaskan
sepasukan tentara Komando Operasi Tertinggi (KOTI) untuk menangkap seluruh
anggota grup band Koes Plus. Koes Plus dipenjara selama 3 bulan karena
membawakan lagu “Money” dan “I Want To Hold Your Hand” disebuah acara
yang digelar salah seorang petinggi militer di wilayah Petamburan,
Jakarta.Kegelisahan Soekarno terhadap popularitas The Beatles sangatlah
berdasar melihat pengaruh musik Rock and
Roll yang diusung The Beatles kala itu membawa dampak yang besar terhadap
pergerakan revolusi anak muda dunia Barat.
Dikutip dari harian Kompas (11 Mei 2012) , Shambazy
mengatakan lirik-lirik lagu The Beatles yang
mengusung Joy, Love, Peace and Freedom bahkan
dijadikan political anthems oleh anak
muda di dunia Barat era 1960-an. John Lennon, Paul McCartney
dan George Harrison piawai merangkai sejarah 1960-an melalui lirik-lirik lagu
The Beatles. Mereka menciptakan lagu protes terhadap pemerintahan Barat dan lagu-lagu perdamaian sebagai wujud aspirasi penolakan perang Vietnam dan
dukungan anti rasisme.
Menurut kritikus musik Giles
Martin –yang
juga adalah anak dari produser musik The Beatles, George Martin–
keberhasilan mengemas lagu bernuansa surealis The Beatles adalah berkat
kejeniusan John Lennon. “Kau tidak akan pernah mengerti John, karena apa yang
ia katakan adalah hal yang sangat sukar untuk kau percaya dan sangat
imajinatif.Namun, di situ pulalah kekuatan John dalam menulis
lirik-liriknya.Sangat sinting.” Ungkap Giles sebagaima dikutip dalam buku
biografi John Lennon; The Life(Norman, 2008;383). Lirik-lirik nan satir,
sarkastik, dan surealis ini menjadi kekuatan Beatles dalam melakukan propaganda
terhadap pemerintah Barat sekaligus menjadi daya tarik anak muda radikal yang
menolak budaya mainstream.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
The
Beatles adalah
kelompok pemusik Inggris beraliran rock, dibentuk di Liverpool pada
tahun 1960, Awalnya 5 orang terdiri dari Lennon, McCartney, Harrison,
Stuart Sutcliffe (bas) dan Pete Best (drum), kelompok ini terdiri dari John Lennon (gitar
ritem, vokal), Paul McCartney (gitar bass, vokal), George Harrison(gitar utama, vokal), Ringo Starr (drum,
vokal). The Beatles dipandang sebagai perwujudan ide-ide progresif, berpengaruh
terhadap revolusi sosial budaya dekade 60-an.
The Beatles hanya terkenal
di klub-klub Liverpool dan Hamburg selama 3 tahun mulai tahun 1960. Sutcliffe
hengkang tahun 1961, dan Best diganti Starr tahun berikutnya. Beatles ditempa
jadi profesional oleh seorang pengusaha toko musik bernama Brian Epstein
setelah ia jadi manajer mereka dan potensi musik dipoles oleh produser George
Martin. Akhir 1962, Beatles sudah mendapatkan kesuksesan di Britania Raya
dengan singel pertama Love Me Do. Sepanjang tahun berikut, mereka melakukan tur
internasional sampai 1966 dan berkonsentrasi merekam album di dalam negeri
sampai bubar tahun 1970. Karir solo masing-masing dibilang sukses tapi Lennon
terbunuh di New York City tahun 1980 dan Harisson meninggal karena kanker tahun
2001. McCartney dan Starr masih aktif bermusik.
Dalam tahun-tahun rekaman
album studio, Beatles merilis karya-karya yang dinilai terbaik oleh kritikus,
salah satunya Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (1967), dipuji sebagai
karya agung. Empat dekade setelah bubar, musiknya masih populer. Mereka
memiliki lebih dari satu album nomor 1 di tangga lagu Britania Raya dan
bertengger paling lama dibanding pemusik manapun. Berdasarkan RIAA, mereka
adalah pemusik yang menjual album terbanyak di Amerika Serikat. Tahun 2008,
majalah Billboard merilis daftar musikus dengan penjualan terbesar sepanjang
sejarah Hot 100 untuk merayakan 15 tahun hari jadi tangga lagu singel Amerika
dimana The Beatles berada di nomor satu. Tujuh kali mendapat Grammy Awards, 15
Ivor Novello Awards dari British Academy of Songwriters, Composers and Authors,
The Beatles secara kolektif dimasukkan dalam kompilasi majalah TIME sebagai
satu dari 100 orang paling berpengaruh di abad ke-20.
Masih
berusia 16 tahun, penyanyi dan gitaris John Lennon membentuk grup musik
skiffle bernama The Quarrymen dengan teman-teman sekolah asal Liverpool bulan Maret 1957.
Paul McCartney berusia lima belas tahun saat mereka bertemu bulan Juli tahun
itu. George Harrison bergabung sebagai gitaris utama bulan Februari tahun
berikutnya setelah diundang McCartney menonton. Tahun 1960, teman-teman sekolah
Lennon keluar dan ia masuk Liverpool College of Art. Ketiga orang itu memainkan
musik rock and roll setiap mendapatkan seorang penggebuk drum. Bergabung
sebagai bass di Januari, teman sekelas Lennon, Stuart Sutcliffe menyarankan
untuk mengganti nama grup menjadi The Beetles sebagai bentuk kekaguman terhadap
Buddy Holly dan The Crickets, lalu berubah lagi menjadi The Beatals di
bulan-bulan pertama tahun itu. Setelah coba-coba nama lain seperti Johnny and the
Moondogs, Long John and The Beetles dan The Silver Beatles, grup itu akhirnya
menjadi The Beatles di bulan Agustus.
Kurangnya
penggebuk drum yang tetap menjadi masalah saat manajer tak resmi mereka, Allan
Williams menyiapkan kediaman untuk manggung di Hamburg, Jerman. Sebelum Agustus
berakhir, mereka mengadakan audisi dan menemukan Pete Best, dan langsung
berangkat ke Hamburg empat hari kemudian, menandatangani kontrak untuk bermain
musik dengan penyelenggara pertunjukan bernama Bruno Koschmider untuk 48 malam.
Pertunjukkan Beatles laris di Hamburg dimana mereka bermain musik berjam-jam
dan mengakibatkan jalanan macet karena dipenuhi orang yang keluar masuk
menonton pertunjukkan mereka.
Harrison
yang masih berusia 17 tahun di bulan Agustus 1960, berbohong kepada petugas
Jerman mengenai usianya agar bisa tinggal di Hamburg. Awalnya mereka
ditempatkan di Indra Club, Koschmider lalu memindahkan mereka ke Kaiserkeller
pada bulan Oktober setelah Indra ditutup karena dianggap bising. Saat Beatles
melanggar kontrak dengan manggung di Top Ten Club yang jadi rivalnya,
Koschmider melaporkan Harrison yang di bawah umur kepada otoritas dan
dideportasi bulan November. McCartney dan Best juga ditangkap karena kasus
pembakaran di kamar mereka di pertengahan Desember, setelah itu mereka juga
dideportasi. Lennon kembali ke Liverpool pertengahan Desember sementara
Sutcliffe tetap di Hamburg selama beberapa bulan. Ia berpacaran dengan gadis
Jerman, Astrid Kirchherr yang pertama kali mengambil foto profesional Beatles
dan memangkas rambut Sutcliffe dengan gaya yang populer masa itu, exi
(existensialis). Gaya rambut Sutcliffe kelak menginspirasi anggota Beatles yang
lain.'
keluar awal
tahun 1961 dan dan melanjutkan studi di Jerman, jadi McCartney mengambil alih
bass. Produser Jerman Berta Kaempfert mengontrak Beatles yang sudah jadi empat
orang untuk band latar Tony Sheridan dalam beberapa buah rekaman. Dikreditkan
Tony Sheridan dan The Beat Brothers, singel My Bonnie direkam bulan Juni dan
dirilis beberapa bulan kemudian, berada di urutan ke-32 tangga lagu Musikmarkt.
Beatles jadi lebih dikenal saat pulang ke Liverpool. Saat masih sering bermain
di The Cavern Club, mereka bertemu Brian Epstein, pemilik studio rekaman lokal
dan seorang kolumnis musik. Beatles menunjuk Epstein sebagai manajer pada
Januari 1962 dan Kaempfert setuju untuk melepas mereka dari kontrak rekaman
Jerman. Setelah suatu audisi mereka ditolak Decca Records dengan komentar
"grup gitar sudah ketinggalan zaman, Tuan Epstein" ("Guitar
groups are on the way out, Mr. Epstein"), George Martin mengajukan grup
itu ke label Parlophone di EMI. Pada bulan April mereka kembali ke Hamburg dan
dikagetkan dengan berita kematian Sutcliffe akibat pendarahan otak.
Grup ini
mendapat pengarahan George Martin di Studio Abbey Road EMI, London untuk
pertama kali tahun 1962. Martin mengeluh tentang cara bermain drum Best kepada
Epstein dan menyarankan agar Beatles memakai drummer sesi di studio. Akhirnya,
Best digantikan oleh Ringo Star yang baru keluar dari Rory Storm and the Hurricanes.
Sebenarnya Starr sudah bermain untuk Beatles menggantikan Best yang sering
absen. Martin masih menyewa Andy White sebagai drummer sesi untuk satu sesi
saja. White berkontribusi dalam singel Love Me Do dan P.S I Love You. Dirilis
bulan Oktober, Love Me Do masuk tangga lagu 20 besar di Inggris dan berada di
nomor 17. Setelah selesai rekaman untuk singel kedua berjudul Please Please Me
pada bulan November, mereka mulai muncul di televisi pertama kali dalam program
berita People and Place. Grup itu manggung terakhir kalinya di Hamburg bulan
Desember 1962. Sekarang sudah menjadi pola, keempat anggota berkontribusi
terhadap vokal, walau hanya Starr yang jarang jadi vokal utama karena
jangkauannya terbatas.
Lennon dan
McCartney sudah bekerja sama dalam menulis lirik, sementara Harrison juga
bernyanyi walau sedikit. Epstein mencium potensi Beatles yang besar,
menyarankan agar grup itu bersikap lebih profesional saat menghibur. Lennon
mengulangi kata-kata manajernya, "Begini, jika kau benar-benar ingin masuk
ke tempat yang lebih besar, kau harus berubah – berhenti makan di panggung,
berhenti menyumpah, berhenti merokok" ("Look, if you really want to
get in these bigger places, you're going to have to change—stop eating on
stage, stop swearing, stop smoking") Ia juga mengatakan, "kami
terbiasa mengenakan pakaian yang kami suka, di dalam dan luar panggung. Ia
berkata pada kami bahwa jin kurang terlihat bagus dan menyarankan untuk mengenakan
celana yang lebih pantas, tapi ia tidak ingin kami kelihatan kotak-kotak. Ia
ingin kami mempunyai gaya individualitas kami masing-masing… merupakan pilihan
untuk mewujudukannya atau masih makan ayam di panggung". ("We used to
dress how we liked, on and off stage. He'd tell us that jeans were not
particularly smart and could we possibly manage to wear proper trousers, but he
didn't want us suddenly looking square. He'd let us have our own sense of
individuality ... it was a choice of making it or still eating chicken on
stage".)
McCartney mengajukan gugatan
untuk pembubaran The Beatles pada tanggal 31 Desember 1970. Namun
begitu, perselisihan yang menyangkut masalah-masalah di dalamnya tidak berakhir
sampai tahun 1975. Lennon, McCartney, Harrison dan Starr masing-masing merilis
album solo pada tahun 1970, selanjutnya ada beberapa kali kerja sama antar satu
atau lebih orang mantan personel. Album Ringo Starr, Ringo (1973) adalah
satu-satunya album yang berisi komposisi dan pertunjukkan keempat mantan personel,
tapi dalam lagu yang terpisah.
Lennon ditembak dan
meninggal dunia pada tanggal 8 Desember 1980 di New York City. Sebagai ucapan
personal, Harrison menulis All Those Years Ago, lagu tentang waktu-waktunya
bersama The Beatles yang direkam sebelum kematian Lennon. Dengan istrinya
Linda, McCartney berkontribusi dalam vokal latar, dan Starr pada drum. Lagu
tersebut dinyanyikan ulang dengan lirik baru serta dirilis sebagai singel pada
Mei 1981. Karya individu McCartney, Here Today, muncul dalam album Tug of War
pada bulan April 1982. Pada tahun 1987, Harrison merilis album yang berjudul
album Cloud Nine yang berisi When We Was Fab, sebuah lagu yang menceritakan
masa-masa Beatlemania.
Live at the BBC, perilisan
resmi pertama yang berisikan pertunjukkan The Beatles yang tidak dirilis dalam
17 tahun terakhir, akhirnya muncul di tahun 1994. Pada tahun yang sama,
McCartney, Harrison dan Starr melakukan reuni untuk proyek The Beatles
Anthology, yang sebenarnya sudah dikerjakan mulai akhir 1960-an oleh Neil Aspinall.
Awalnya sebagai manajer perjalanan dan kemudian asisten personal The Beatles,
Aspinall mulai mengumpulkan material untuk film dokumenter setelah ia menjadi
direktur Apple Corps di tahun 1968. Mendokumentasikan sejarah The Beatles,
proyek ini meliputi perilisan banyak rekaman-rekaman yang tak dirilis;
McCartney, Harrison dan Starr juga menambah beberapa permainan alat musik dan
vokal baru ke 2 lagu demo yang direkam Lennon di akhir 1970-an. Di tahun 1995
dan 1996, proyek tersebut menghasilkan 5 seri televisi, video volume-8 dan 3
set box CD (berisi 2). Dua lagu demo Lennon, Free as a Bird dan Real Love
masing-masing dirilis lagi sebagai singel. Box CD menyertakan karya Klaus
Voorman, sang kreator sampul album Revolver di tahun 1966. Penjualan mencapai
kesukesasan besar dan seri televisinya telah ditonton lebih dari 400 juta orang
di seluruh dunia.
Sumber Rujukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar