MAKALAH
SEJARAH LOKAL
| MAKAM KAWAH TENGKUREP |
Disusun Oleh : Kelompok 4
Nama : Rino Haryanto 2010 131 201
: Julia Nipa 2010 131 208
: Evi Yanti 2010 131 205
: Nur Fitri 2010 131 211
: Tri Agustina 2010 131 199
Kelas : 5 E
Mata
Kuliah : Sejarah Lokal
Dosen
Pengasuh : M. Ananda Nata Wijaya, S.Pd.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia dan rahmat-Nya
lah, kami dapat
menyelesaikan tugas sejarah ini
yang
berjudul :
“KOMPLEKS PEMAKAMAN KAWAH TENGKUREP”.
Tujuan dari penulisan ini adalah
untuk menambah wawasan pembaca dan sebagai penugasan mata pelajaran sejarah. Serta
ucapan terima kasih kepada Bapak M. Ananda Nata Wijaya, S.Pd. selaku Dosen
pembimbing mata pelajaran sejarah lokal yang telah memberikan kepercayaan
kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Dan tak lupa juga kepada Bapak Irsan
selaku juru kunci di kompleks pemakaman Kawah Tengkurep, yang telah memberikan
berbagai informasi tentang keadaan di Kawah Tengkurep.
kami menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat beberapa kekurangan, baik
secara penulisan maupun hal-hal lain yang tidak kami ketahui. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dalam
penyusunan makalah lain di masa yang akan datang.
Palembang, 02 Desember 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR
ISI......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1.
Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3.
Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
1.4.
Manfaat
Penulisan..................................................................................... 2
1.5.
Metode Penelitian...................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN...................................................................................... 4
2.1. Sejarah Makam
Kawah Tengkurep............................................................ 4
2.2. Tata Letak
Makam-Makam........................................................................ 5
......... 2.2.1. Cungkup I..................................................................................... 5
......... 2.2.2. Cungkup II.................................................................................... 6
......... 2.2.3. Cungkup III................................................................................... 6
......... 2.2.4. Cungkup IV.................................................................................. 6
2.3. Gambar Prasasti
Kawah Tengkurep............................................................ 7
2.3.1.
Gambar
silsilah sultan..................................................................... 7
2.3.2. Gambar
Silsilah kesultanan............................................................. 7
2.3.3.Gambar
peneliti dan bapak Nirwan.................................................. 8
2.3.4.Gambar gerbang utama masuk ke pemakaman sultan........................ 8
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
3.1.
Kesimpulan................................................................................................ 9
3.2. Saran........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Komplek
makam kawah tengkurep dibangun pada tahun 1728 M oleh Sultan Muhammad
Badaruddin Jayo Wikramo (SMB 1) yang berkuasa pada tahun 1724-1558 M. Makam ini
terletak di kelurahan 3 ilir kecamatan ilir timur II. Makam ini adalah bangunan
batu pertama sebelum membangun kuto tengkuruk dan masjid sultan (masjid agung).
Kompelk makam dikelilingi oleh pagar tembok batu, dengan gapura masuknya
terletak disisi selatan menghadap ke sungai musi.
Cirri
khas bangunan adalah cungkupseperti kuali terbalik (kawah terbalik) cirri khas
bangunan islam (kubah). Didalamnya bermakam Sultan Mahmmud Badaruddin 1, Ratu
Sepuh (istri kesatu dari jawa tengah), Ratu Gading (isrti kedua dari klanten),
Mas Ayu Ratu (istri ketiga dari cina) dan Nyai Mas Maimah (istri keempat dari
Palembang) dan Imam Syayid Idrus Al’ Idrus dari Yaman Selatan.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa itu Kawah Tengkurep ?
2. Bagaimana Sejarah terbentuknya Kawah
Tengkurep ?
3. Jelaskan isi dari cungkup-cungkup
yang terdapat di Makam Kawah Tengkurep ?
4. Bagaimana kriteria dari kompleks
pemakaman kawah tengkurep ?
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Kawah Tengkurep
2. Menjelaskan kriteria pemakaman Kawah
Tengkurep
3. Mengetahui sejarah Kawah Tengkurep
4. Menjelaskan isi dari cungkup-cungkup
yang terdapat di Makam Kawah Tengkurep ?
1.4.
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
tentang sejarah Makam Kawah Tengkurep sebagai media pembelajaran sejarah bagi
mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
1.5.
Metode Penelitian
Dalam
penulisan makalah ini kami menggunakan beberapa metode yang dapat membantu
dalam pengumpulan data. Dalam pengumpulan data kami banyak mengalami
permasalahan karena kurangnya pengetahuan mengenai makam kawah tengkurep untuk
itu dalam melakukan penelitian kami menggunaka beberapa metode diantaranya
metode Observasi, wawancara, dan metode dokumentasi.
1.5.1.
Metode Observasi
Yaitu
mengamati langsung hal-hal yang menjadi objek maksalah. Dari hasil peneliian
ini kami menemukan makam sultan dan istri-istrinya beserta gurunya, dan
cungkup-cungkup yang ada di makam kawah tengkurep beserta keturunan sultan.
1.5.2.
Metode Wawancara (interview)
Yaitu melakukan Tanya jawab secara langsung kepada Bapak
Nirwan yang mengetahui tentang makam kawah tengkurep. Dalam kesempatan ini kami
melakukan wawancara dengan kuncir Nirwan beliau mengatakan bahwa didalam kawah
tengkurep ini banyak makam-makam sultan, dan keluarganya.
1.5.3.
Metode Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang sudah ada berkaitan dengan
permasalahan. Dan juga kami melakukan pengambilan foto yang ada di makam kawah
tengkurep.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Makam Kawah Tengkurep
Menurut cerita juru kunci kawah tekurep yang bernama Bpk.
Nirwan, nama kawah tekurep diambil dari bentuk cungkup (kubah) yang menyerupai
kawah ditengkurapkan (Palembang: tekurep). Jika diukur dari tepian Sungai Musi,
kompleks makam ini berjarak sekitar 100 meter dari sungai. Di sisi yang
menghadap Sungai Musi (arah selatan), terdapat gapura yang merupakan gerbang
utama untuk memasuki kompleks makam.
Di dalamnya, terdapat empat cungkup.
Yaitu, tiga cungkup yang diperuntukkan bagi makam para sultan dan satu cungkup
untuk putra-putri Sultan Mahmud Badaruddin, para pejabat dan hulubalang
kesultanan. Layaknya komplek pemakaman, Kawah Tengkurep dikelilingi tembok
tinggi di sekelilingnya. Suasananya begitu teduh dengan pepohonan sehingga
sangat nyaman bagi mereka yang berziarah.
Dahulu di masa-masa awal, Kambang
Koci merupakan bagian dari komplek Kawah Tengkurep Konon, pada tahun 1151 H/
1735 M, Sultan Mahmud Badaruddin 1 mewakafkan sebidang tanah yang cukup luas
untuk pemakaman anak cucu serta menantunya.
Tanah pemakaman tersebut dinamakan
Kambang Koci, yang berasal dari kata kambang (kolam) dan sekoci (perahu),
karena jauh sebelumnya tempat itu merupakan tempat pencucian perahu. Pemakaman
ini sempat nyaris tergusur untuk perluasan area pelabuhan. Namun usaha
“pembumi-hangusan” itu tak pernah berjalan mulus. Konon, pada tahun 1997, telah
disiapkan ratusan peti untuk memindahkan jasad-jasad terkubur ke tempat lain.
Namun tiba-tiba terjadi kecelakaan
pesawat Silk air di perairan Sungsang, salah satu musibah terbesar dalam
penerbangan Indonesia. Ajaibnya, jumlah korban tewas kecelakaan tersebut sama
dengan jumlah peti yang rencananya untuk pemindahan kubur tadi. Akhirnya, peti
tersebut digunakan untuk para korban kecelakaan.
Ketebalan bangunan pada makam ini
mencapai 1 M. Oleh karena itu, bangunan-bangunannya tidak pernah direnovasi
karena masih sangat kokoh. Hanya saja pengecatan pada temboknya saja lebih
ditingkatkan.
Kompleks Pemakaman Kawah
Tengkurep ini merupakan salah satu dari belasan komplek pemakaman lainnya yang
tersebar di sudut kota Palembang dan Pemakaman Kawah Tengkurep ini pun
merupakan jejak sejarah dari para ulama dan sultan di era Pemerintahan
Palembang Darussalam.
Berdasarkan dari catatan
sejarah lama kota Palembang, Pemakaman Kawah Tengkurep ini dibangun pada tahun
1728 Masehi atas perintah dari Sultan Mahmud Badaruddin I atau nama lainnya
adalah Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo ( yang wafat pada tahun 1756 M ),
kalau tidak salah, itu kurang lebih tidak lama setelah masa pembangunan
Kompleks Makam atau Gubah Talang Kerangga ( 30 Ilir ) itu di selesaikan. Nama Pemakaman
Kawah Tengkurep itu sendiripun diambil dari bentuk cungkup (kubah) -nya yang
menyerupai sebuah kawah yang ditengkurapkan, atau kawah terbalik, ( kalau dalam
bahasa Palembang adalah Tengkurep ).
Kompleks Pemakaman Kawah
Tengkurep ini di dalamnya terdapat empat cungkup, tiga cungkup sengaja
diperuntukkan bagi makam para sultan-sultan kota Palembang dan satu cungkup
lainnya untuk putra-putri Sultan Mahmud Badaruddin, para pejabat kesultanan dan
hulu-balang kesultanan kota Palembang.
Berikut nama-nama tokoh yang dimakamkan di
Pemakaman Kawah Tengkurep :
2.2. Tata Letak Makam-makam
2.2.1. Cungkup I :
1. Sultan Mahmud Badaruddin I (wafat
tahun 1756 M)
2. Ratu Sepuh, istri pertama yang
berasal dari Jawa Tengah
3. Ratu Gading, istri kedua yang
berasal dari Kelantan (Malaysia)
4. Mas Ayu Ratu (Liem Ban Nio),
istri ketiga yang berasal dari Cina
5. Nyimas Naimah, istri keempat
yang berasal dari I Ilir (Guguk Jero Pager Kota Palembang Lamo)
6. Imam Sayyid Idrus Al Idrus dari
Yaman Selatan (Guru Spiritual Sultan).
2.2.2. Cungkup II :
1. Pangeran Ratu Kamuk (wafat tahun
1755 M)
2. Ratu Mudo (istri P. Kamuk)
3. Sayyid Yusuf Al Angkawi
(Imam/ Guru penasihat Sultan)
2.2.3. Cungkup III :
1. Sultan Ahmad Najamuddin
(wafat tahun 1776 M)
2. Masayu Dalem (istri Najamuddin)
3. Sayyid Abdur Rahman Maulana
Tugaah (imam Sultan dari Yaman)
2.2.4. Cungkup IV :
1. Sultan Muhammad Bahauddin
(wafat tahun 1803 Masehi)
2. Ratu Agung (istri Bahauddin)
3. Datuk Murni Hadad (Imam
Sultan dari Arab Saudi)
4. Beberapa makam lain yang
tidak terbaca namanya
Di luar
keempat cungkup itu, masih terdapat beberapa makam. Antara lain, Susuhunan
Husin Diauddin, yang wafat dalam pembuangan oleh Belanda di Jakarta, 4 Jul
1826. Semula, Husin Diauddin dimakamkan di Krukut tetapi kemudian dipindahkan
ke Palembang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Nama kawah tekurep diambil dari bentuk cungkup (kubah) yang
menyerupai kawah ditengkurapkan (Palembang: tekurep). Jika diukur dari tepian
Sungai Musi, kompleks makam ini berjarak sekitar 100 meter dari sungai. Di sisi
yang menghadap Sungai Musi (arah selatan), terdapat gapura yang merupakan
gerbang utama untuk memasuki kompleks makam.
Ketebalan bangunan pada makam
ini mencapai 1M. Oleh karena itu, bangunan-bangunannya tidak pernah direnovasi
karena masih sangat kokoh. Hanya saja pengecatan pada temboknya saja lebih
ditingkatkan.
3.2
Saran
Penelitian
tempat-tempat bersejarah merupakan proses pembelajaran yang sangat patut
dicontoh. Karena selain dapat mendalami materi pelajaran kita juga dapat
mengenal berbagai tempat-tempat bersejarah yang ada disekitar kita. Selain
sebagai metode pembelajaran, pengunjungan tempat-tempat seperti ini bisa mengurangi
kepenatan dalam belajar. Oleh karena itu, dengan adanya praktek sejarah tentang
pemakaman Kawah Tengkurep ini, dapat membuat mahasiswa merasa lebih termotivasi
untuk belajar.
Daftar Pustaka
Narasumber : Bapak
Nirwan (Juru Kunci Pemakaman Kawah Tekurep)
Saragih,
Meriati. S dkk ; 2006, Buku Panduan
Museum Negeri Sumatera Selatan : Palembang, Museum Negeri Sumatera Selatan.
Makasih ya infonya dapat menambah pengetahuan kita semuanya
BalasHapusManfaat daun alami
Ya sama2 nanti saya up date terbaru mengenai situs ini.
BalasHapusYa sama2 nanti saya up date terbaru mengenai situs ini.
BalasHapusaku izin copas boleh ya
BalasHapus