weslife - my love

Jumat, 26 April 2013

makalah - sejarah musik band the beatles


Disusun Oleh Kelompok : 3
Nama   : Rino Haryanto     2010 131 201
             : Ayu Andira           2010 131 197
             : Wini Kusmira       2010 131 195
             : Winda Oktasari   2010 131 196
             : Tri Agustina         2010 131 199
             : Dwi Aprilia            2010 131 194
Kelas   : 6 E
Mata Kuliah        : Sejarah Eropa

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2012/2013


DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................. i
Bab I Pendahuluan.......................................... 1
A.   Latar Belakang...................................... 1
B.   Kajian Teori............................................ 3
Bab II Pembahasan.......................................... 10
A.   Awal Mula band the beatles .............. 10
B.   Pengaruh............................................... 11
Bab III Penutup................................................. 13
Kesimpulan........................................... 13
Sumber Rujukan.............................................. 19


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang      
Musik merupakan salah satu komponen kehidupan yang tidak pernah lepas dari manusia. Manusia menggunakan musik untuk menciptakan nuansanya, sebagai hiburan, sebagai relaksasi, sebagai partner di kala suntuk, sebagai profesi, bahkan sebagai media spiritual. Sementara musik itu sendiri membutuhkan manusia kreatif dalam proses penciptaannya.
Musik dan lagu adalah dua hal yang berbeda. Musik adalah sebuah kesatuan komposisi irama, pengaturan harmoni, melodi dan tekstur suara, orang yang menciptakan musik disebut sebagai komposer musik (Wikipedia) . Sedangkan lagu adalah sebuah komposisi irama dan musik yang melibatkan vokal di dalamnya, orang yang membawakan lagu disebut sebagai penyayi. Lagu tidak mungkin lepas dari komponen musik, karena apabila lirik berdiri tunggal tanpa diiringi musik maka hal tersebut tidak dapat lagi dikatakan sebagai sebuah lagu. Oleh karena itu seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu biasa juga dikatakan sebagai musisi. Sedangkan musik memungkinkan komposisi irama dan melodi berdiri tunggal tanpa keharusan iringan vokal di dalamnya.
Lirik lagu merupakan elemen penting dalam komposisi lagu, sebagai sarana untuk menyampaikan makna dan pesan kepada pendengar (khalayak). Sebuah lagu yang menggabungkan lirik dan musik yang harmonis berpotensi menyentuh nalar dan emosi manusia dalam memahami makna lagu. Lirik itu sendiri terbangun dari bahasa yang serupa puisi sebab tersusun dari beberapa bait yang berisi gagasan dan perasaan yang ingin disampaikan penciptanya.
Bahasa yang digunakan dalam aktualisasi sebuah karya sastra sarat akan ide dan pengalaman manusia, sehingga dapat dikatakan kemunculan dan perkembangan bahasa di dalam sebuah karya sastra merupakan suatu pertanda kemuculan budaya baru. Sebagaimana kita lihat dalam perkembangan budaya pop mainstream maupun budaya indie yang terpengaruh dari pembawaan bahasa yang terinstitusi kedalamnya. Demikianpula ‘bahasa’ di dalam sebuah lirik lagu, yang berpretensi menarik perhatian pendengarnya melalui pesan dan ide. Lirik berbaris prosa merupakan sarana ekspresi seseorang dari alam batinnya, sebuah perwujudan ekspresi pengarang lewat puisi yang selanjutnya difasilitasi melalui irama musik yang bertujuan memberi kesan dan suasana emosinal untuk mempengaruhi perasaan/pemikiran penikmat lagu.
Setiap pencipta lagu memiliki motifnya masing-masing tentang pesan apa yang dimuat dalam sebuah lagu yang diciptakannya. Ada yang menciptakannya berdasarkan kesenangan semata, berdasarkan tuntutan industri musik, atau dengan maksud sebagai sarana untuk memberikan informasi dan opini terhadap masalah sosial yang tejadi di dalam lingkungan masyarakat atau di dalam sebuah Negara tertentu.Hakikatnya setiap proses komunikasi yang dilakukan manusia senantiasa memuat informasi yang penting bagi masyarakat, sebagaimana disimpulkan Bellah, Madsen, Sullivan, Swidler, & Tipton,(1985)  bahwa “Lirik musik populer mengikuti tren budaya, dan lirik bertugas mencatat sejarah perkembangan sosial




B.   KajianTeori
Guna mengetahui pemaknaan lirik dalam lagu-lagu The Beatles maka penulis membutuhkan teori dan variabel-variabel pendukung yang relevan digunakan dalam menganalisis konten lagu.
1.     Analisa lirik
Dalam sebuah lirik lagu, bahasa yang digunakan tidak jauh berbeda dengan bahasa puisi. Hal ini serupa pengertian lirik lagu menurut M. Atar Semi  (Semi, 1988;106)  yang mengatakan bahwa “Lirik adalah puisi yang pendek yang mengekspresikan emosi”. Pernyataan ini juga diperkuat pada definisi lain mengenai lirik lagu yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  (KBBI, 1990;528), yaitu lirik lagu adalah karya puisi yang dinyanyikan. Bahasa pada lirik lagu memiliki kaidah-kaidah puisi yaitu terdapat unsur emotif melalui bunyi dan kata.Selain itu sebagaimana penulisan puisi, penulisan lirik lagu juga bersifat ringkas dan padat.
Rachmat Djoko Pradopo dalam bukunya Kritik Sastra Indonesia Moderen  menyimpulkan bahwa puisi memiliki unsur-unsur berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indra, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan pengarang yang semua hal itu terungkap dalam media bahasa. Pada perkembangannya, bahasa puisi diapresiasikan oleh sarana kesenian salah satunya melalui lirik lagu dalam seni musik.Seni musik yang awalnya merupakan kegiatan mengolah nada dan irama untuk menghasilkan komposisi suara yang harmonis (instrumentalia) memerlukan media bahasa untuk menyampaikan ide dan gagasan. Maka hal inilah yang melatari kehadiran lirik dalam suatu lagu  (Pradopo, 2002;7).
Sebagaimana juga penyair yang menggunakan bahasa yang padat makna, seorang penulis lagu juga dituntut untuk dapat memilah unsur leksikal yang tepat, singkat sekaligus estetis dalam mengungkapkan perasannya.Definisi lirik atau syair lagu dapat dianggap sebagai puisi begitupula sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh Luxemburg (Luxemburg,1989;26) yaitu definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu dan doa-doa  (Luxemburg, 1989; 15).
The Beatles sendiri mengakui bandnya tidak hanya sebagai band performers tetapi juga sebagai seniman dalam bermusik. John Lennon mengatakan bahwa The Beatles sesungguhnya tidak berkompetisi dengan musisi semata, melainkan mereka berkompetisi dengan seniman bahkan dengan sastrawan sekelas Shakespeare  (Norman, 2008;219).
Dengan demikian, dalam konstruksi pesan sosial budaya yang terkandung dalam lagu-lagu The Beatles, penulis perlu menggunakan alat bantu yang relevan dalam proses analisa. Teori pendekatan analisis makna teks metafora dalam kajian semantik digunakan untuk menganalisis kalimat konotatif dan sebagai pisau analisis, penulis menggunakan metode analisis isi untuk mengukur tingkat validitas dalam unit analisis (khususnya unit yang termanifest dan denotatif). Krippendorff (1984;75) dalam bukunya Content Analysis: An Introduction to its Methodology mengatakan,  “The syntax and semantics of a data language are essentially embodied in rules governing the assignment of units into categories of the code”.

1.1.      Metafora dalam Kajian Semantik (Conceptual Metaphor Theory)
Metafora berkaitan erat dengan pembahasan makna. Sedangkan Semantik merupakan ilmu yang mengkaji tentang makna. Maka dalam kajian ini difahami bahwa tidak ada bahasa tanpa pemaknaan. Komunikasi yang terjadi antar pengguna bahasa merupakan suatu bentuk pertukaran makna dari bahasa tersebut.Ferdinand de Saussure menegaskan bahwa bahasa itu terdiri atas dua bentuk lapisan, yang pertama; lapisan bentuk dan yang kedua; lapisan makna.Lapisan bentuk diwujudkan dalam bunyi-bunyi ujaran yang masing-masing bahasa memiliki sistemnya sendiri-sendiri. Sedangkan, lapisan makna merupakan konstruk abstrak yang berada dalam pikiran manusia  (Wahab, 1999;1).
1.2.      Metodologi/ analisis isi Webber
Analisis isi atau content analysis atau analisis tekstual adalah metodologi penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Holsti mendefinisikan  (Eriyanto 2011;15) content analysis adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.
Secara umum, dari berbagai jenis unit analisis yang ada dalam analisis isi, dibagi ke dalam tiga bagian unit analisis, yakni unit sampel (sampling units), unit pencatatan (recording units), dan unit konteks (context units).
a.    Unit sampel        : Yakni apa yang akan diteliti. Unit dipilih dan diseleksi oleh peneliti untuk didalami.
b.    Unit pencatatan : Adalah bagian atau aspek dari isi yang menjadi dasar dalam pencatatan dan analisis. Unit ini berkaitan dengan bagian apa dari isi yang akan dicatat, dihitung dan diamati.
c.    Unit konteks       : Adalah konteks apa yang diberikan oleh peneliti untuk memahami atau memberi arti pada hasil pencatatan
2.    Youth Culture (Teori Identitas)
Aktifitas sosial politik The Beatles era The Sixties banyak dipengaruhi oleh kultur anak muda pada masanya. Begitupula sebaliknya, anak muda sangat menyembah aktifitas sosial politik The Beatles, fashion, dan menjadi target utama konsumen industri musik mereka.The Beatles berhasil memasalkan bandnya sebagai sebuah band institusi perjuangan anak muda melalui lagu-lagunya. The Beatles menjadi pionir gerakan hippie, sebagai simbolisasi kampanye perdamaian era sixties, bahkan invasi musik The Beatles ke Amerika, Asia dan benua Eropa menjadi tanda lahirnya counterculture movement.
Landasan teori identitas ini menjadi penting, karena melalui pencitraan inilah karya-karya lagu The Beatles yang bermuatan pesan sosial kultural lahir. Teori identitas yang dikemukakan oleh kelompok Non-essentialist yang menyatakan bahwa identitas bukanlah hal yang bersifat tetap (fixed and unchanged) dan tunggal, melainkan ia bisa berubah-ubah dan merupakan gabungan dari banyak hal sesuai dengan kepentingan dan perkembangan zaman. Cara pandang terhadap identitas ini dinyatakanWoodward  (1997;28)sebagai berikut:
 …on the one hand identity is seen as having some essential core which marks out one group, on the other hand identity is seen as contingent; that is as the product of an intersection of different components, of political and cultural discourses and particular histories.
Makna identitas budaya suatu kelompok masyarakat berdasarkan (kerinduan akan) masa lalu dan akar budaya; identitas budaya yang didasarkan pada kondisi yang sudah ada atau dikonstruksikan. Hal ini dikemukakan oleh Stuart Hall dalam Woodwart  (1997;30)  sebagai berikut:
The subject always speaks from a specific historical and cultural position and goes on to present two different ways of thinking about cultural identity. The first reflects the position where a community seeks to uncover the ‘truth’ about its past in the ‘oneness’ of a shared history and culture which could then be  represented, for example in a contemporary cultural form such as films to strengthen and reaffirm identity. The second conceptualization presents cultural identity as a matter ‘becoming’ as well as of ‘being’.
 Ada dua pendapat mengenai youth culture ini: Cohen, dalam Storey  (1996;120)  menyebutkan bahwa subkultur (sub-culture) merupakan usaha untuk memecahkan masalah yang dialami generasi sebelumnya/ orang tua; ia merupakan kompromi dalam menghadapi dua hal yang bertentangan yaitu keinginan untuk berbeda dari orang tua dan keinginan untuk tidak kehilangan parental identification sedangkan menurut Hebdige, dalam buku Storey  (1996;117) :
Style is not the expression of class location, it is a signifying system, communicating both cultural identity and cultural difference. Youth subcultures communicate their distinct identity and their difference from and in opposition to peer, parent and dominant cultures trough a politic style.
Dari kedua pernyataan diatas terlihat bahwa youth subcultures merupakan media bagi kaum muda untuk berbeda dari norma-norma yang dominan dalam masyarakat, merupakan bentuk perlawanan dan alat untuk mendapatkan kebebasan.Dalam hal ini, The Beatles menggunakan musik sebagai hasil produksi, hal-hal yang terkonstruktivist dimana makna dibentuk, dikonstruksi, diberikan dan diproduksi melalui praktik-praktik budaya.
Kegiatan pemaknaan juga menyoroti praktik pemaknaan  (Opcit;28), yaitu usaha untuk memahami dunia, untuk membuatnya bermakna. Pemaknaan diperlukan karena berbagai hal dan kejadian yang ada tidak sendirinya membawa makna; ‘khalayak’ melihat make sense of them, sehingga semua tanda yang ada disekitar kita dapat memberi penjelasan dan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini sehingga mendapatkan jawaban yang sesuai. Dalam konteks penelitian ini, teks lirik lagu menjadi tanda yang harus dibaca dan diteliti.
3.     Ideologi perdamaian
Konsep ideologi yang dikemukakan oleh David Hawkes  (1996;15), bahwa ideologi adalah false consciousness, yang pada awalnya bersumber dari Plato;
The visible world is made up of mere shadows of ideal forms, which are inaccessible to normal human perception. Shadows are cast by man-made objects: carved figures, which are carried by human beings Deliberate deception is thus involved in constructing this pattern of illusion, and this theme will recur frequenly in the history of ideology.

Suatu penanaman ideologi akan dilakukan untuk menutupi suatu kondisi karena hal itu dianggap perlu dan menguntungkan kaum yang menciptakan ideologi tersebut. Ideologi perdamaian yang timbul di era the sixties jelas merupakan tangkisan kaum muda atas kondisi negara yang tidak kondusif serta melibatkan warganya (khususnya anak muda) untuk ikut berperang. Kemudian konsepsi perdamaian didukung oleh hegemoni masyarakat luas (masih dalam lingkup kaum muda baik, yang terpelajar, maupun yang berasal dari kelompok marjinal seperti kaum pekerja dan kelompok minoritas )
Karena hegemonitas ini, perdamaian menjadi hal yang riuh digembar-gemborkan oleh anak muda era sixties.Ideologi perdamaian yang dianut menjadi semakin radikal deangan lahirnya subculturehippie yang menjadikan faham perdamaian sebagai landasan fundamental dalam pergerakannya.Perdamaian menjadi khayalan utopia kaum hippie yang bercita-cita menciptakan negara yang penuh dengan cinta dan kebebasan.
4.     Musik representasi pesan
Untuk memahami representasi ini ada baiknya kita menyimak pernyataan Hall  (1997;4-5)  berikut;
 Members of the same cultures must share same cultural codes, in this sense,  thinking and feeling are themselves ‘system of representation’. To communicate these meanings, they ‘must speak the same language’ for languages work through representation.
Agar suatu sistem representasi dapat berjalan diperlukan adanya suatu komunitas masyarakat yang tinggal bersama dan menggunakan kode budaya yang sama, dan kode budaya ini akan dapat dikomunikasikan oleh sesama anggota komunitas itu, apabila mereka/ para anggotanya berbicara dengan ‘bahasa’ yang sama. Dengan demikian maka representasi sangat erat terkait dengan identitas dan pengetahuan.
Bahasa dalam hal ini bukanlah bahasa dalam pengertian sempit, sebagaimana telah dijelaskan dimuka, bahwa bahasa adalah yang menyampaikan makna dan pesan.Sehingga musikpun dapat dianggap sebagai bahasa. Hall (1997;15) menyebutkan bahwa: “Music is ’like a language’ in so far as it uses musical notes to communicate feelings and ideas, even if these are very abstract (Music has been called as ‘the most noise with least information)”.
Maka lebih singkatnya, representasi ini merupakan suatu produksi makna melalui media bahasa. Teori-teori representasi mengatakan bahwa  (Hall 1997:25):
Constructivists do not deny the existence of the material world. However, it is not the material world which conveys meaning: it is the language system or whatever system we are using to represent our concepts. It is social actors who use the conceptual system of their culture and the linguistic and other representational system to construct meaning, to make the world meaningful and to communicate about that world meaningfully to others.

Makna akan lahir setelah semua sistem dalam kehidupan telah terbentuk, makna dikonstruksi/ produksi, bukannya ditemukan, demikian faham yang dianut oleh constructionist approac(Hall:1997).




BAB II
PEMBAHASAN
A.   Awal Mula band the beatles
Grup band The Beatles adalah salah satu band paling berpengaruhsepanjang masa. Popularitasnya tidak hanya dirasakan pada era 1960-an tapi juga masih dirasakan di era modern ini. Terbukti dengan banyaknya musisi-musisi dunia yang masih meng-cover lagu-lagu The Beatles. Beberapa lagu-lagu The Beatles-pun dianggap sangat penting bagi kehidupan jutaan manusia dan kelompok masyarakat tertentu. Utamanya bagi anak muda era 1960-an. MacDonald  (2005;10)  menjelaskan fenomena ini dikarenakan keterlibatan The Beatles terhadap permasalahan sosial budaya masyarakat Barat pada masa itu, dankeberhasilan Beatles melakukan beberapa kampanye anti perang dan perdamaian melalui karya-karya lagunya.
Ternyata belum ada grup musik yang sanggup menandingi Beatles hingga kini  (Kompas 25 Januari dan Lange 2002)  . Sejak kemunculannya di awal tahun 60-ansampai awal abad ke-21 ini telahbanyak hal yang ditimbulkan oleh Beatles, baik itu di Inggris –negaranya sendiri maupun di Negara-negara lain. Beatles bahkan tidak hanya berpengaruh bagi kaum muda, yang manamerupakan target konsumen mereka, melainkan juga sangat sangat berpengaruh bagi generasi yang lebih dewasa dan berkuasa yang di Inggris dikenal dengan sebutan kaum mapan (The Establishment).
Kaum mapan pada awalnya sangat menentang kelompok yang berasal dari kelas pekerja di Liverpool itu dengan berbagai sebab dan alasan, namun hal itu tidak menghalangi laju popularitas dan prestasi yang dicapai mereka pada tahun-tahun berikutnya. Popularitasnya juga dipandang memunculkan kesadaran akan pentingnya identitas bagi sebagian besar kelompok masyarakat (misalnya pembagian kelas bagi kaum muda, kaum pekerja, dan kaum penguasa). Pembagian identitas ini dipergunakan oleh kaum muda untuk memperoleh pengakuan atas keberadaan mereka di dalam masyarakat, karena kategori ‘youth’ baru mendapatkan pengakuannya oleh generasi tua hanya sejak setelah masa perang dunia ke-dua (Maltby, 1989;140).
Identitas pemberontakan (rebel) yang dibawa The Beatles melalui musik Rock and Roll menjadi identitas kaum muda untuk menentang represi dari generasi orang tua. Sementara bagi kelompok lain yang juga berada dalam posisi marjinal di Inggris, yaitu kaum pekerja, The Beatlesyang berasal dari lingkungan yang sama dengan kelompok pekerja, Liverpool– juga menjadi harapan untuk menyuarakan penderitaan dan perjuangan mereka dalam usaha memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Musik dengan ini memungkinkan kaum muda memiliki sarana untuk mengekspresikan diri. Penciptaan suatu jenis musik berkaitan dengan berbagai proses dalam kehidupan sosial manusia, seperti identitas lokal, kesadaran diri (self awareness), gender, etnis serta berbagai macam aspek ekonomi. Dengan berbagai muatan yang tercakup dalam lagu-lagunya maka The Beatles  kemudian menjadi komoditi yang efektif untuk melakukan kampanye revolusi sosial budaya dan melakukan perjuangan politik terhadap suatu kelompok masyarakat.

B.   Pengaruh
Di Indonesia pada tahun 1960an, Soekarno sangat ketat memberlakukan anti Beatles. Soekarno melarang lagu-lagu The Beatles untuk dinyayikan dan juga  menentangstyle The Beatles diadopsi oleh anak muda Indonesia. Sebagaimana dikatakannya dalam sebuah wawancara berita televisi CBS di akhir tahun 1965, Soekarno mengatakan bahwa pelarangan The Beatles dan Beatleism di Indonesia adalah karena mereka merupakan bentuk imperialisme Barat. Ia tambahkan lagi bahwa dirinya juga menugaskan polisi khusus jalanan untuk menertibkan anak muda yang didapati bergaya mirip The Beatles  (Youtube;President Soekarno on The Beatles).
Bagi anak muda dengan style rambut dan model celana mirip The Beatles, polisi tersebut diberi kewenangan memotong rambut dan menggunting celana mereka langsung ditempat itu juga.Soekarno bahkan menghina musik The Beatles dengan megistilahkan musik Beatles sebagai musik “Ngak – Ngek – Ngok”.Sebab musiknya yang dianggap awut-awutan.
Soekarno pernah menugaskan sepasukan tentara Komando Operasi Tertinggi (KOTI) untuk menangkap seluruh anggota grup band Koes Plus. Koes Plus dipenjara selama 3 bulan karena membawakan lagu “Money” dan “I Want To Hold Your Hand” disebuah acara yang digelar salah seorang petinggi militer di wilayah Petamburan, Jakarta.Kegelisahan Soekarno terhadap popularitas The Beatles sangatlah berdasar melihat pengaruh musik Rock and Roll yang diusung The Beatles kala itu membawa dampak yang besar terhadap pergerakan revolusi anak muda dunia Barat.
Dikutip dari harian Kompas (11 Mei 2012) , Shambazy mengatakan lirik-lirik lagu The Beatles yang mengusung Joy, Love, Peace and Freedom bahkan dijadikan political anthems oleh anak muda di dunia Barat era 1960-an. John Lennon, Paul McCartney dan George Harrison piawai merangkai sejarah 1960-an melalui lirik-lirik lagu The Beatles. Mereka menciptakan lagu protes terhadap pemerintahan Barat dan lagu-lagu perdamaian sebagai wujud aspirasi penolakan perang Vietnam dan dukungan anti rasisme.
Menurut kritikus musik Giles Martin yang juga adalah anak dari produser musik The Beatles, George Martin  keberhasilan mengemas lagu bernuansa surealis The Beatles adalah berkat kejeniusan John Lennon. “Kau tidak akan pernah mengerti John, karena apa yang ia katakan adalah hal yang sangat sukar untuk kau percaya dan sangat imajinatif.Namun, di situ pulalah kekuatan John dalam menulis lirik-liriknya.Sangat sinting.” Ungkap Giles sebagaima dikutip dalam buku biografi John Lennon; The Life(Norman, 2008;383). Lirik-lirik nan satir, sarkastik, dan surealis ini menjadi kekuatan Beatles dalam melakukan propaganda terhadap pemerintah Barat sekaligus menjadi daya tarik anak muda radikal yang menolak budaya mainstream.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
The Beatles adalah kelompok pemusik Inggris beraliran rock, dibentuk di Liverpool pada tahun 1960, Awalnya 5 orang terdiri dari Lennon, McCartney, Harrison, Stuart Sutcliffe (bas) dan Pete Best (drum), kelompok ini terdiri dari John Lennon (gitar ritem, vokal), Paul McCartney (gitar bass, vokal), George Harrison(gitar utama, vokal), Ringo Starr (drum, vokal). The Beatles dipandang sebagai perwujudan ide-ide progresif, berpengaruh terhadap revolusi sosial budaya dekade 60-an.
The Beatles hanya terkenal di klub-klub Liverpool dan Hamburg selama 3 tahun mulai tahun 1960. Sutcliffe hengkang tahun 1961, dan Best diganti Starr tahun berikutnya. Beatles ditempa jadi profesional oleh seorang pengusaha toko musik bernama Brian Epstein setelah ia jadi manajer mereka dan potensi musik dipoles oleh produser George Martin. Akhir 1962, Beatles sudah mendapatkan kesuksesan di Britania Raya dengan singel pertama Love Me Do. Sepanjang tahun berikut, mereka melakukan tur internasional sampai 1966 dan berkonsentrasi merekam album di dalam negeri sampai bubar tahun 1970. Karir solo masing-masing dibilang sukses tapi Lennon terbunuh di New York City tahun 1980 dan Harisson meninggal karena kanker tahun 2001. McCartney dan Starr masih aktif bermusik.
Dalam tahun-tahun rekaman album studio, Beatles merilis karya-karya yang dinilai terbaik oleh kritikus, salah satunya Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (1967), dipuji sebagai karya agung. Empat dekade setelah bubar, musiknya masih populer. Mereka memiliki lebih dari satu album nomor 1 di tangga lagu Britania Raya dan bertengger paling lama dibanding pemusik manapun. Berdasarkan RIAA, mereka adalah pemusik yang menjual album terbanyak di Amerika Serikat. Tahun 2008, majalah Billboard merilis daftar musikus dengan penjualan terbesar sepanjang sejarah Hot 100 untuk merayakan 15 tahun hari jadi tangga lagu singel Amerika dimana The Beatles berada di nomor satu. Tujuh kali mendapat Grammy Awards, 15 Ivor Novello Awards dari British Academy of Songwriters, Composers and Authors, The Beatles secara kolektif dimasukkan dalam kompilasi majalah TIME sebagai satu dari 100 orang paling berpengaruh di abad ke-20. 
Masih berusia 16 tahun, penyanyi dan gitaris John Lennon membentuk grup musik skiffle bernama The Quarrymen dengan teman-teman sekolah asal Liverpool bulan Maret 1957. Paul McCartney berusia lima belas tahun saat mereka bertemu bulan Juli tahun itu. George Harrison bergabung sebagai gitaris utama bulan Februari tahun berikutnya setelah diundang McCartney menonton. Tahun 1960, teman-teman sekolah Lennon keluar dan ia masuk Liverpool College of Art. Ketiga orang itu memainkan musik rock and roll setiap mendapatkan seorang penggebuk drum. Bergabung sebagai bass di Januari, teman sekelas Lennon, Stuart Sutcliffe menyarankan untuk mengganti nama grup menjadi The Beetles sebagai bentuk kekaguman terhadap Buddy Holly dan The Crickets, lalu berubah lagi menjadi The Beatals di bulan-bulan pertama tahun itu. Setelah coba-coba nama lain seperti Johnny and the Moondogs, Long John and The Beetles dan The Silver Beatles, grup itu akhirnya menjadi The Beatles di bulan Agustus. 
Kurangnya penggebuk drum yang tetap menjadi masalah saat manajer tak resmi mereka, Allan Williams menyiapkan kediaman untuk manggung di Hamburg, Jerman. Sebelum Agustus berakhir, mereka mengadakan audisi dan menemukan Pete Best, dan langsung berangkat ke Hamburg empat hari kemudian, menandatangani kontrak untuk bermain musik dengan penyelenggara pertunjukan bernama Bruno Koschmider untuk 48 malam. Pertunjukkan Beatles laris di Hamburg dimana mereka bermain musik berjam-jam dan mengakibatkan jalanan macet karena dipenuhi orang yang keluar masuk menonton pertunjukkan mereka. 
Harrison yang masih berusia 17 tahun di bulan Agustus 1960, berbohong kepada petugas Jerman mengenai usianya agar bisa tinggal di Hamburg. Awalnya mereka ditempatkan di Indra Club, Koschmider lalu memindahkan mereka ke Kaiserkeller pada bulan Oktober setelah Indra ditutup karena dianggap bising. Saat Beatles melanggar kontrak dengan manggung di Top Ten Club yang jadi rivalnya, Koschmider melaporkan Harrison yang di bawah umur kepada otoritas dan dideportasi bulan November. McCartney dan Best juga ditangkap karena kasus pembakaran di kamar mereka di pertengahan Desember, setelah itu mereka juga dideportasi. Lennon kembali ke Liverpool pertengahan Desember sementara Sutcliffe tetap di Hamburg selama beberapa bulan. Ia berpacaran dengan gadis Jerman, Astrid Kirchherr yang pertama kali mengambil foto profesional Beatles dan memangkas rambut Sutcliffe dengan gaya yang populer masa itu, exi (existensialis). Gaya rambut Sutcliffe kelak menginspirasi anggota Beatles yang lain.' 
keluar awal tahun 1961 dan dan melanjutkan studi di Jerman, jadi McCartney mengambil alih bass. Produser Jerman Berta Kaempfert mengontrak Beatles yang sudah jadi empat orang untuk band latar Tony Sheridan dalam beberapa buah rekaman. Dikreditkan Tony Sheridan dan The Beat Brothers, singel My Bonnie direkam bulan Juni dan dirilis beberapa bulan kemudian, berada di urutan ke-32 tangga lagu Musikmarkt. Beatles jadi lebih dikenal saat pulang ke Liverpool. Saat masih sering bermain di The Cavern Club, mereka bertemu Brian Epstein, pemilik studio rekaman lokal dan seorang kolumnis musik. Beatles menunjuk Epstein sebagai manajer pada Januari 1962 dan Kaempfert setuju untuk melepas mereka dari kontrak rekaman Jerman. Setelah suatu audisi mereka ditolak Decca Records dengan komentar "grup gitar sudah ketinggalan zaman, Tuan Epstein" ("Guitar groups are on the way out, Mr. Epstein"), George Martin mengajukan grup itu ke label Parlophone di EMI. Pada bulan April mereka kembali ke Hamburg dan dikagetkan dengan berita kematian Sutcliffe akibat pendarahan otak. 
Grup ini mendapat pengarahan George Martin di Studio Abbey Road EMI, London untuk pertama kali tahun 1962. Martin mengeluh tentang cara bermain drum Best kepada Epstein dan menyarankan agar Beatles memakai drummer sesi di studio. Akhirnya, Best digantikan oleh Ringo Star yang baru keluar dari Rory Storm and the Hurricanes. Sebenarnya Starr sudah bermain untuk Beatles menggantikan Best yang sering absen. Martin masih menyewa Andy White sebagai drummer sesi untuk satu sesi saja. White berkontribusi dalam singel Love Me Do dan P.S I Love You. Dirilis bulan Oktober, Love Me Do masuk tangga lagu 20 besar di Inggris dan berada di nomor 17. Setelah selesai rekaman untuk singel kedua berjudul Please Please Me pada bulan November, mereka mulai muncul di televisi pertama kali dalam program berita People and Place. Grup itu manggung terakhir kalinya di Hamburg bulan Desember 1962. Sekarang sudah menjadi pola, keempat anggota berkontribusi terhadap vokal, walau hanya Starr yang jarang jadi vokal utama karena jangkauannya terbatas. 
Lennon dan McCartney sudah bekerja sama dalam menulis lirik, sementara Harrison juga bernyanyi walau sedikit. Epstein mencium potensi Beatles yang besar, menyarankan agar grup itu bersikap lebih profesional saat menghibur. Lennon mengulangi kata-kata manajernya, "Begini, jika kau benar-benar ingin masuk ke tempat yang lebih besar, kau harus berubah – berhenti makan di panggung, berhenti menyumpah, berhenti merokok" ("Look, if you really want to get in these bigger places, you're going to have to change—stop eating on stage, stop swearing, stop smoking") Ia juga mengatakan, "kami terbiasa mengenakan pakaian yang kami suka, di dalam dan luar panggung. Ia berkata pada kami bahwa jin kurang terlihat bagus dan menyarankan untuk mengenakan celana yang lebih pantas, tapi ia tidak ingin kami kelihatan kotak-kotak. Ia ingin kami mempunyai gaya individualitas kami masing-masing… merupakan pilihan untuk mewujudukannya atau masih makan ayam di panggung". ("We used to dress how we liked, on and off stage. He'd tell us that jeans were not particularly smart and could we possibly manage to wear proper trousers, but he didn't want us suddenly looking square. He'd let us have our own sense of individuality ... it was a choice of making it or still eating chicken on stage".) 
McCartney mengajukan gugatan untuk pembubaran The Beatles pada tanggal 31 Desember 1970. Namun begitu, perselisihan yang menyangkut masalah-masalah di dalamnya tidak berakhir sampai tahun 1975. Lennon, McCartney, Harrison dan Starr masing-masing merilis album solo pada tahun 1970, selanjutnya ada beberapa kali kerja sama antar satu atau lebih orang mantan personel. Album Ringo Starr, Ringo (1973) adalah satu-satunya album yang berisi komposisi dan pertunjukkan keempat mantan personel, tapi dalam lagu yang terpisah. 
Lennon ditembak dan meninggal dunia pada tanggal 8 Desember 1980 di New York City. Sebagai ucapan personal, Harrison menulis All Those Years Ago, lagu tentang waktu-waktunya bersama The Beatles yang direkam sebelum kematian Lennon. Dengan istrinya Linda, McCartney berkontribusi dalam vokal latar, dan Starr pada drum. Lagu tersebut dinyanyikan ulang dengan lirik baru serta dirilis sebagai singel pada Mei 1981. Karya individu McCartney, Here Today, muncul dalam album Tug of War pada bulan April 1982. Pada tahun 1987, Harrison merilis album yang berjudul album Cloud Nine yang berisi When We Was Fab, sebuah lagu yang menceritakan masa-masa Beatlemania. 
Live at the BBC, perilisan resmi pertama yang berisikan pertunjukkan The Beatles yang tidak dirilis dalam 17 tahun terakhir, akhirnya muncul di tahun 1994. Pada tahun yang sama, McCartney, Harrison dan Starr melakukan reuni untuk proyek The Beatles Anthology, yang sebenarnya sudah dikerjakan mulai akhir 1960-an oleh Neil Aspinall. Awalnya sebagai manajer perjalanan dan kemudian asisten personal The Beatles, Aspinall mulai mengumpulkan material untuk film dokumenter setelah ia menjadi direktur Apple Corps di tahun 1968. Mendokumentasikan sejarah The Beatles, proyek ini meliputi perilisan banyak rekaman-rekaman yang tak dirilis; McCartney, Harrison dan Starr juga menambah beberapa permainan alat musik dan vokal baru ke 2 lagu demo yang direkam Lennon di akhir 1970-an. Di tahun 1995 dan 1996, proyek tersebut menghasilkan 5 seri televisi, video volume-8 dan 3 set box CD (berisi 2). Dua lagu demo Lennon, Free as a Bird dan Real Love masing-masing dirilis lagi sebagai singel. Box CD menyertakan karya Klaus Voorman, sang kreator sampul album Revolver di tahun 1966. Penjualan mencapai kesukesasan besar dan seri televisinya telah ditonton lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia.



Sumber Rujukan